Selasa, 06 Oktober 2015

Hanya Ingin Adikku Bahagia



Suatu hari, pikiran tentang adik-adik tiba-tiba saja terlintas. Aku kemudian menangis. Entah mengapa rasanya ingin menjadi seorang kakak yang hebat untuk mereka.

Dulu, keputusan itu sudah bulat. Aku ingin bekerja! Aku ingin bisa membantu kedua orang tua dan ketiga adikku yang masih sekolah. Hanya ingin membantu mereka bahagia dengan kehadiranku. Aku ingin ketiga adikku kuliah dengan biaya yang ku dapatkan. Biarlah tentang aku.

Egois memang jika memikirkan yang terbaik tanpa memperdulikan pendapat orang lain tentangku. Orang-orang sekitar di sekolah terus memotivasi supaya aku bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tapi beginilah aku.

Ketika orang lain sibuk mengikuti bimbingan belajar, aku hanya bisa belajar semampuku di rumah. Sendirian. Ketika orang lain sibuk mencari perguruan tinggi serta jurusan yang ingin mereka masuki, aku sibuk memikirkan cara mereka mendaftar. Ketika orang lain bisa menikmati liburan panjang mereka selepas UN, aku hanya bisa terus berdiam diri di rumah saja.

Apakah aku termotivasi untuk kuliah? Sejujurnya tidak. Aku hanya mengikuti instruksi guru BK di sekolah yang kebetulan dekat denganku. Menceramahiku dan menceritakanku mengenai berbagai kisah kakak tingkat yang juga seperti diriku. Kini mereka semua bisa kuliah. Rasanya akan bahagia jika mendengar bahwa adikku yang beliau ceritakan.

Aku membayangkan adik-adikku yang bisa kuliah dengan beasiswa, mereka bahagia dan tertawa. Itu saja sudah cukup bagiku.

Pengumuman pendaftaran melalui jalur undangan sudah diumumkan. Dengan ragu, aku tidak membukanya sama sekali. Namun berita itu cepat menyebar, guru BK memberitahu mengenai kelulusanku yang tanpa sebab itu. Aku bahkan tidak tahu jurusan apa yang kini ku masuki.

Saat berita itu sampai ke rumahku, aku melihat segores kebahagiaan yang mereka pancarkan di sana. Orangtuaku bahagia dan bangga aku bisa meningkatkan derajat mereka di masyarakat. Adik-adikku kagum tidak percaya. Saat itulah aku memiliki semangat.

Perpisahan memang hal yang tidak aku inginkan. Namun, demi kesuksesan yang akan aku capai aku berani menghadapinya. Banyak hal yang bisa aku ceritakan ketika aku pulang ke rumah, memberitahu mereka dunia kampus yang sekarang ku jalani. Tanpa memberitahu duka-duka yang selama ini menghantui.

Setiap kali pulang, aku selalu menceritakan hal-hal menyenangkan dan prestasi yang ku torehkan di sana. Adik-adikku menjadi termotivasi untuk mengikuti langkahku. Bahagia rasanya ketika mendengar semangat mereka untuk melanjutkan sekolah dan belajar.

Aku ingin menjadi teladan dan mewujudkan mimpi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar