Untukmu yang ingin ku sapa dalam doa...
Maafkan aku atas kesalahan yang
telah ku perbuat padamu, menyeretmu untuk bertemu di titik rindu. Saat itu,
fitrah ini telah memenuhi qalbu hingga aku melakukan semua inginku.
Baris demi baris tulisan yang
saling kita bagi telah mendekatkan spasi semu yang terjadi di antara kita. Aku
mungkin tak melihatmu, tapi kau selalu hadir dalam pikiranku. Sangat jelas
memenuhi mimpiku, apakah dirimu juga begitu? Aku harap tidak seperti itu.
Aku menyangkalnya, kurasa hanyalah
aku yang memiliki masalah itu. Hanya saja, aku tidak ingin hal ini juga terjadi
padamu. Aku yang memenuhi pikiranmu, bukannya Rabbmu.
Mungkin aku terlalu percaya diri
membayangkan kau yang seperti itu. Namun aku takut, dan mulai lagi menciptakan
jarak diantara kita, spasi yang membuat posisiku dan posisimu kini akan lebih
bermakna.
Kini aku mulai berbagi tentang
pemikiran yang kini memenuhi otakku. Mengirimimu sebuah tulisan. Sejak saat
itu, ku rasa kau mulai berbeda.
Aku tidak tahu dan tidak akan pernah
tahu bagaimana pendapatmu tentang diriku? Bukan. Bukan maksudku seolah ingin
menghilang dari hidupmu. Aku hanya ingin diriku tidak terlalu berharap pada
makhluk-Nya. Padamu.
Jangan pernah khawatir kamu akan
kehilangan, karena jika memang ditakdirkan bersama. Tidak akan ada yang bisa
mencegahnya. Hanya menjaga supaya fitrah itu tidak menimbulkan fitnah bagi
diriku juga dirimu.
Meski tak tahu kabarmu hari ini.
Meski rasanya selalu ingin tahu tentang dirimu. Aku hanya bisa menyapamu
melalui doa yang ku terbangkan bersama angin malam. Aku harus diam-diam
menyelipkan namamu di sepertiga malamku.
Aku tidak menyimpanmu dalam hati,
karena hati sifatnya bolak-balik dan tidak pasti. Maka, aku menyimpanmu dalam
doa yang suci, karena selamanya doa akan tercatat di langit.jika memang kita
berjodoh, aku yakin hati ini akan tetap kokoh.
Jika kamu adalah takdirku, maka aku
juga akan menjadi takdirmu. Meski kita menegadahkan tangan di waktu yang
berbeda dengan maksud yang serupa. Yakinlah Rabb kita mengetahui segalanya.
Meski dalam doa, aamiin ku dan aamiin mu tidak senada, aku yakin jika memang
terqobul kita akan bersama.
Saat ini aku hanya ingin
memantaskan diri. bukan dihadapanmu hingga aku melakukan apa yang baik
menurutmu. Tapi di hadapan Rabbku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar