Sabtu, 20 Juni 2015

Jangan Terlalu Percaya

Jangan terlalu percaya pada suatu hal baru yang belum kita ketahui sepenuhnya. Hanya bermaksud jaga-jaga saja karena rasanya tidak menyenangkan ketika kita menyesal nanti. Sama seperti sepenggal kisahku yang tidak terlalu menarik.

Siang hari yang panas di bulan Ramadhan aku bermaksud pergi ke kostan temanku. Alamatnya sudah diberikan namun aku belum mengetahui daerah itu. Selepas shalat dhuhur aku pun berangkat sendirian.

Perjalanannya cukup memakan waktu dan aku lebih memilih berjalan kaki karena tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan cara seperti ini.

Gang Sampah. Aku mencari nama gang tersebut.

Ternyata aku berjalan terlalu jauh hingga hanya pohon-pohon yang ku temukan di pinggir jalan, aku berjalan berbalik arah dan bertanya pada seorang tukang ojeg di sana.

"Pak, ini gang sampah bukan?" Tanyaku ketika tukang ojeg itu sedang beristirahat.

"Iya, neng," jawabnya singkat. Akhirnya aku menemukan gang ini. Aku tidak bertanya lebih lanjut karena takut ditawari ojeg.

Aku kemudian berjalan memasuki gang tetsebut dan mencari nama sebuah kostan di sana. Pandanganku menemukan seseorang, dari pakaiannya sepertinya mahasiswa. Aku mendekat.

"Permisi teh, kostan ini dimana ya?"

"Oh, kostan ini ada di depan, pinggir jalan raya, nanti balik arah saja lalu belok kanan, catnya berwarna putih nanti juga terlihat." Jawabnya panjang lebar.

"Oh, iya terima kasih." Aku pun berbalik arah dan kembali menelusuri jalan raya yang panas.

Aku tidak menemukan sebuah bangunan besar berwarna putih di sekitar sini. Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada seorang ibu-ibu di pinggir jalan.

"Ibu tahu kostan ini? Katanya ada di sekitar sini."

Ibu itu berpikit sejenak, "Setahu ibu kostan itu adanya di gang sampaj neng."

"Iya bu, tadi saya sudah ke sana katanya ada di sekitar sini."

"Di daerah sini tidak ada kostan neng."

Aku bingung. Katanya ada di sekitar sini? Aku pun memutuskan untuk kembali ke gang itu.

Tiba di gang tersebut aku pun memberanikan diri bertanya pada tukang ojeg kembali.

"Masuk saja neng, dekat warung kedua di gang ini." Ternyata teteh-teteh barusan salah. Padahal dia sepertinya yakin.

Aku kembali berjalan di bawah teriknya matahari. Akhirnya nama kostan itu terpampang jelas.

Aku menemukannya.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah ini ; Percaya saja tukang ojeg *mereka kan hapal jalan*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar