Rabu, 02 Desember 2015

Berjuang Demi Kehidupan



Hari ini aku bertemu seseorang tanpa sengaja, seorang bapak tua bermandikan terik panas yang sedang berkeliling sambil membawa dagangannya. Tanpa sengaja, aku melihatnya melintas di depan rumah.

Tiba-tiba saja aku mengikutinya dari belakang, langkah kakinya terlalu cepat untuk seorang bapak tua yang tidak memakai sandal.

Aku memanggilnya, “Pak?” Sepertinya suaraku tenggelam oleh bisingnya suara-suara mobil di sekitar. “Pak?!!” Aku memanggilnya lebih kencang, beliau menolehku.

“Kangkungnya dijual?” Tanyaku, padahal sudah jelas terlihat bahwa bapak tua ini sedang berjualan dan jualannya yang berupa kangkung terlihat masih cukup banyak.

Beliau mengiyakan pertanyaanku barusan. “Harganya berapa?”

“Seribu lima ratus,” kata beliau lemah. Aku bermaksud membeli tiga buah sambil memberikan uang selembar sepuluh ribuan.

Beliau mengeluarkan uang dari sakunya. Terlihat belum seberapa ia mendapatkan penghasilan, padahal hari sudah menjelang sore. Karena tidak ada kembalian, akhirnya aku memutuskan untuk membeli empat buah saja.

Harganya enam ribu rupiah aku membeli empat ikat kangkung dari beliau. Nilai uang yang sering sekali aku abaikan jika aku ingin membeli sesuatu. Bagiku, enam ribu itu harga untukku sekali  membeli jajanan namun untuk bapak tua ini mungkin enam ribu adalah nilai yang berharga.

Kebetulan saat itu aku sedang membawa dua buah nasi kotak dari sebuah acara. Tanpa pikir panjang aku memberikan satu untuk beliau. Agak ragu sebenarnya, tapi akhirnya ia menerima pemberian sederhana itu.

Bukan cerita itu yang ingin aku bagi untuk kalian. Tapi makna yang ada di dalamnya. Untuk sejenak aku merenung, sungguh ternyata di dunia ini masih ada orang yang mencari nafkah dengan jerih payahnya sendiri meskipun sudah beranjak tua. Masa tua yang harusnya adalah waktu untuk beristirahat dan menikmati kebahagiaan seolah menjadi sirna.

Aku berpikir mengenai orang-orang yang meminta-minta. Bukan maksudnya merendahkan, namun terkadang mereka menganggap meminta-minta merupakan sebuah pekerjaan. Akibat tergiur oleh hasil yang diperoleh tanpa harus bersusah payah, orang jadi melupakan arti penting sebuah perjuangan mencari uang dalam kehidupan.

Tidak jarang bahkan aku temui beberapa orang yang berbohong ketika meminta-minta. Padahal berada namun berpakaian serta berpenampilan seolah ia adalah orang yang sangat membutuhkan. Jika ingin memberi boleh saja, namun sekiranya sudah tahu jangan dilakukan lagi supaya orang tersebut jera dengan kelakuannya.

Beberapa fakta yang mengejutkan juga aku temukan di lingkungan sekitar. Gadis kecil dengan pakaian kumal selalu meminta-minta di jalanan, entah mereka sekolah ataupun tidak. Padahal mereka masih muda untuk bisa mengubah nasibnya bukan untuk menjadi seseorang yang tergantung pada orang lain. Belajarlah dan gapai mimpi menjadi orang hebat dan sukses suatu hari nanti.

Berbeda dengan orang yang meminta-minta, ada beberapa orang yang meskipun kekurangan ia berusaha untuk mendapatkan penghasilan dengan jerih payahnya sendiri. Harusnya yang seperti itulah yang harus kita bantu. Tidak perlu memberi uang, karena mereka memang tidak ingin mendapatkan uang tanpa kerja keras. Belilah barang yang mereka jual meskipun tanpa alasan. Setidaknya barang yang sudah kau beli bisa kau berikan juga pada orang lain yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar