Hari ini aku bertemu seseorang
tanpa sengaja, seorang bapak tua bermandikan terik panas yang sedang
berkeliling sambil membawa dagangannya. Tanpa sengaja, aku melihatnya melintas
di depan rumah.
Tiba-tiba saja aku mengikutinya
dari belakang, langkah kakinya terlalu cepat untuk seorang bapak tua yang tidak
memakai sandal.
Aku memanggilnya, “Pak?” Sepertinya
suaraku tenggelam oleh bisingnya suara-suara mobil di sekitar. “Pak?!!” Aku
memanggilnya lebih kencang, beliau menolehku.
“Kangkungnya dijual?” Tanyaku,
padahal sudah jelas terlihat bahwa bapak tua ini sedang berjualan dan jualannya
yang berupa kangkung terlihat masih cukup banyak.
Beliau mengiyakan pertanyaanku
barusan. “Harganya berapa?”
“Seribu lima ratus,” kata beliau
lemah. Aku bermaksud membeli tiga buah sambil memberikan uang selembar sepuluh
ribuan.
Beliau mengeluarkan uang dari
sakunya. Terlihat belum seberapa ia mendapatkan penghasilan, padahal hari sudah
menjelang sore. Karena tidak ada kembalian, akhirnya aku memutuskan untuk
membeli empat buah saja.
Harganya enam ribu rupiah aku
membeli empat ikat kangkung dari beliau. Nilai uang yang sering sekali aku
abaikan jika aku ingin membeli sesuatu. Bagiku, enam ribu itu harga untukku
sekali membeli jajanan namun untuk bapak
tua ini mungkin enam ribu adalah nilai yang berharga.
Kebetulan saat itu aku sedang
membawa dua buah nasi kotak dari sebuah acara. Tanpa pikir panjang aku
memberikan satu untuk beliau. Agak ragu sebenarnya, tapi akhirnya ia menerima
pemberian sederhana itu.
Bukan cerita itu yang ingin aku
bagi untuk kalian. Tapi makna yang ada di dalamnya. Untuk sejenak aku merenung,
sungguh ternyata di dunia ini masih ada orang yang mencari nafkah dengan jerih
payahnya sendiri meskipun sudah beranjak tua. Masa tua yang harusnya adalah waktu
untuk beristirahat dan menikmati kebahagiaan seolah menjadi sirna.
Aku berpikir mengenai orang-orang
yang meminta-minta. Bukan maksudnya merendahkan, namun terkadang mereka
menganggap meminta-minta merupakan sebuah pekerjaan. Akibat tergiur oleh hasil
yang diperoleh tanpa harus bersusah payah, orang jadi melupakan arti penting
sebuah perjuangan mencari uang dalam kehidupan.
Tidak jarang bahkan aku temui
beberapa orang yang berbohong ketika meminta-minta. Padahal berada namun
berpakaian serta berpenampilan seolah ia adalah orang yang sangat membutuhkan.
Jika ingin memberi boleh saja, namun sekiranya sudah tahu jangan dilakukan lagi
supaya orang tersebut jera dengan kelakuannya.
Beberapa fakta yang mengejutkan
juga aku temukan di lingkungan sekitar. Gadis kecil dengan pakaian kumal selalu
meminta-minta di jalanan, entah mereka sekolah ataupun tidak. Padahal mereka
masih muda untuk bisa mengubah nasibnya bukan untuk menjadi seseorang yang
tergantung pada orang lain. Belajarlah dan gapai mimpi menjadi orang hebat dan
sukses suatu hari nanti.
Berbeda dengan orang yang
meminta-minta, ada beberapa orang yang meskipun kekurangan ia berusaha untuk
mendapatkan penghasilan dengan jerih payahnya sendiri. Harusnya yang seperti
itulah yang harus kita bantu. Tidak perlu memberi uang, karena mereka memang
tidak ingin mendapatkan uang tanpa kerja keras. Belilah barang yang mereka jual
meskipun tanpa alasan. Setidaknya barang yang sudah kau beli bisa kau berikan
juga pada orang lain yang membutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar