Kamis, 17 Desember 2015

Berpetualang dengan Sepeda


 
Sore menjelang malam itu tanpa sengaja aku melihat sebuah sepeda yang terparkir rapi di halaman asrama. Setelah melihatnya dengan rasa tertarik aku kemudian memasuki asrama sambil berteriak.

“Sepeda di luar punya siapa?” kataku dengan suara yang cukup keras. Beberapa penghuni menatapku dan salah seorang diantara mereka menjawab pertanyaanku.

“Aku, kenapa?” Jawab seorang gadis yang sedang sibuk membuat minuman di depan lemari es.

Aku menghampirinya, “Boleh ku pinjam?” Tanyaku. “Tapi nanti setelah shalat maghrib,” sambungku cepat sebelum ia menjawabnya.

“Baiklah, nanti kau ambil saja kunci kecil di atas meja yang ada di kamarku.” Aku bersorak bahagia lalu dengan cepat pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Jika diperkirakan beberapa menit lagi adzhan maghrib akan berkumandang.

Seusai shalat maghrib berjamaah aku segera bersiap-siap untuk mengendarai sepeda.

“Ada yang mau menitipkan sesuatu untuk dibeli? Aku akan keluar,” beberapa orang mulai menyodorkan sejumlah uang serta pesanan mereka. Aku senang bisa membantu banyak orang.

Sesuai dengan instruksi sebelumnya, aku mencari sebuah kunci kecil yang berada di kamar gadis itu. Setelah mendapatkan kunci tersebut, aku bingung memasukannya ke sebelah mana. Selama ini aku belum pernah mengendarai sebuah sepeda dengan kunci.

Beberapa kali bertanya namun masih belum mengerti, akhirnya dengan terpaksa aku memasukan sepeda itu ke dalam asrama dan menyodorkan pada pemiliknya. Setelah diberi contoh cara menggunakan kunci tersebut akhirnya aku melaju keluar rumah.

Suasana malam itu cukup padat dan kondisinya aku masih belum bisa menyesuaikan diri menggunakan sepeda karena sudah cukup lama tidak menggunakan alat transportasi ini. Dengan perlahan-lahan akhirnya aku bisa mengendarainya meskipun agak oleng ketika berhenti tiba-tiba akibat keadaan jalan yang cukup macet dan sempit oleh para pedagang.

Setelah pergi-pulang beberapa kali untuk memberikan pesanan orang lain aku memutuskan untuk berjalan-jalan agak lama. Pilihanku tertuju pada sebuah daerah, aku pernah ke sana dengan berjalan kaki untuk mencari rumah seseorang. Namun aku tersesat dan kakiku lelah karena ternyata rumahnya cukup jauh. Aku memutuskan ke daerah sana dengan menaiki sepeda sekarang.

Awalnya biasa-biasa saja dengan perhentian yang tiba-tiba karena macet, namun setelah cukup lama suasana jalan menjadi cukup lenggang dan agak gelap membuatku sedikit takut. Dengan berbekal keberanian yang aku miliki aku tetap mengayuh sepedaku dan akhirnya adhzan isya berkumandang tepat ketika aku melewati sebuah masjid besar.

Aku melaksanakan shalat isya di sana sebagai satu-satunya makmum perempuan, selebihnya laki-laki. Setelah itu aku memutuskan untuk kembali pulang karena sudah cukup malam.

Berbeda dengan kejadian awal pergi, ketika akan pulang ada kejadian yang kurang menyenangkan. Tiba-tiba saja terjadi macet karena sempitnya jalan sementara di depanku seorang pejalan kaki sedang berjalan dengan cukup lambat. Karena aku tidak ingin menabrak pejalan kaki itu akhirnya aku banting stir dan menuju tengah jalan. Untungnya, motor di sana melaju dengan kecepatan biasa saja sehingga tidak terjadi kecelakaan.

Sebenarnya aku juga ingin menggerutu karena laki-laki yang tadi menghalangiku hanya menatapku dengan tatapan seolah kasihan. Aku jadi malu dan memutuskan untuk segera pergi dari sana.

Meskipun pulang dengan membawa sebuah kejadian yang tidak menyenangkan namun aku bisa refreshing dan bahagia karena bisa melepaskan penatku beraktivitas dengan menaiki sepeda di suasana malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar