Minggu, 06 Desember 2015

Menjadi Terabaikan



Pernahkah kamu menjadi seseorang yang terabaikan? Merasa tidak dianggap  atau merasa diri hanya sekedar menjadi aksesoris dalam sebuah tim? Jika jawabannya adalah iya, tenang saja kamu tidak sendirian merasakan hal seperti itu.

Saya juga merasakan hal yang sama. Menyedihkan memang, membuat tidak nyaman ketika kami sedang bekerja bersama-sama. Saya hanya melakukan sesuatu yang sia-sia, berhati-hati dalam melakukan sesuatu karena takut dianggap salah dan mengikuti langkah mereka pergi supaya bisa diberi pekerjaan dan dapat setidaknya membantu. Selanjutnya, saya hanya berjalan-jalan melihat tim lain yang juga sedang bekerja sama, rasanya iri melihat kebersamaan mereka.

Kejadian itu selalu berulang setiap pekannya. Beberapa hal saya lakukan sebelum memulai bekerjasama dalam sebuah tim yaitu mempersiapkan diri dan juga hati, karena mau bagaimana pun terkadang hati ini merasakan sakit ketika pekerjaan hanya diambil alih oleh beberapa orang saja, saya bingung mengerjakan apa karena tidak ada pembagian kerja yang jelas. Sementara itu, orang yang melakukan pekerjaan juga seringkali menggerutu, saya takut itu tertuju pada saya sendiri. Saya terlalu sensitive dan tidak enakan pada orang lain.

Saya suka kerja dalam tim. Saya juga suka membagi tugas menjadi beberapa bagian yang dilakukan oleh beberapa orang. Namun dalam tim ini saya merasa tidak memiliki hak melakukan hal tersebut. Alasan yang bisa saya tangkap adalah, tidak ada kepercayaan dalam melakukan sesuatu pada orang lain. Maka dari itu, pekerjaan apapun terkadang dikerjakan sendiri.

Padahal saya mampu. Padahal saya juga bisa melakukannya. Saya tidak melakukan apapun karena memang tidak ada instruksi yang jelas dan rasa tidak percaya itu membuat saya selalu tidak mendapat bagian yang seharusnya. Cara melakukan hal tersebut hanyalah dengan berusaha membuktikan kesalahpahaman itu. Bahwa saya juga mampu melakukannya jika anda percaya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar