Minggu, 20 September 2015

Kuliah Perilaku Konsumen Minggu Pertama



Siti Jannah Nuraisyah



Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (www.ikk.fema.ipb.ac.id)
Fakutas Ekologi Manusia (www.fema.ipb.ac.id)
Institut Pertanian Bogor (www.ipb.ac.id)

Kuliah Perilaku Konsumen IKK233 (Consumer Behavior Class)

Department of Family and Consumer Science (www.ikk.fema.ipb.ac.id)
College of Human Ecology (www.fema.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University IPB (www.ipb.ac.id)

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc (www.sumarwan.staff.ipb.ac.id, www. ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id, sumarwan@mb.ipb.ac.id)
Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dr. Ir. Megawati Simanjuntak, MS
Ir. Retnaningsih, MS
Ir. MD Djamaluddin, MSc

Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.




http://www.belbuk.com/images/products/buku/bisnis--keuangan/pemasaran/Perilaku%20Organisasim.jpg

Senin, 7 September 2015

PENDAHULUAN
Konsumsi merupakan suatu kegiatan menggunakan suatu produk atau jasa. Orang yang melakukannya dinamakan konsumen. Pada mata kuliah Perilaku Konsumen yang menjadi sorotan adalah konsumen individu, dalam hal ini konsumen yang paling tinggi berada di tingkat keluarga.

Konsumsi juga bisa berarti pembeli, pengguna, pengambil keputusan, pelanggan, barang, jasa, merek, harga, kualitas, menawar, mencari informasi, membandingkan merek. Konsumn yang dilihat di sini adalah konsumen dari perspektif produsen.

Barang dan jasa merupakan produk dari produsen yang digunakan oleh konsumen. Perbedaan diantara keduanya adalah jika barang memiliki bentuk, ada fisiknya, jika terjadi transaksi terjadi kepemindahan kepemilikan. Sementara jasa sebaliknya, hanya bisa dirasakan dan tidak ada pengalihan kepemilikan.

Perilaku-perilaku yang biasanya dilakukan oleh konsumen diantaranya memilih, menawar produk berkualitas, mengikuti tren idola. Kebiasaan yang dilakukan oleh konsumen yaitu menyebut suatu produk dengan khas, meskipun bukan barang itu yang dimaksud, maka dari itu kita harus mengetahui bahasa konsumen.

Perilaku konsumen di kalangan remaja cenderung menjadi salah satu sumber rejeki bagi produsen karena remaja itu selalu mengikuti tren ataupun idolanya, mengoleksi berbagai macam barang, selalu up to date mengenai teknologi, memakai aksesoris yang berlebihan serta memadukannya. Maka dari itu remaja menjadi salah satu konsumen yang memberi keuntungan.

Menurut Schiffnan dan Kanuk (2010) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihstksn konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk barang dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi sementara keinginan adalah segala sesuatu yang dipengaruhi oleh aspek budayamenjadi tidak terbatas. Demand adalah keinginan dan kebutuhan yang dipengaruhi kemampuan membeli.

Studi perilaku konsumen adalah studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk megalokasikan sumber daya.

Proses seorang konsumen membuat keputusan yaitu dengan mengenali kebutuhannya terlebih dahulu lalu mencari informasi mengenai produk mana yang dapat ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Setelah melakukan evaluasi dan mencari alternative akhirnya konsumen melakukan pembelian hingga tercapai kepuasan. Proses pembelian ini dipengaruhi oleh beberapa factor.

Perbedaan individu (kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan, sikap). Factor Lingkungan (budaya, karakteristik sosial, ekonomi, keluarga dan rumah tangga, kelompok acuan, situasi konsumen). Strategi Pemasaran (perusahaan, pemerintah, orang nirlaba, partai politik). Implikasi (strategi pemasarn, kebutuhan public dan pendidikan konsumen).

Kamis, 17 September 2015

Mengagumi melalui Sosial Media



Aku bahagia hari ini. Baru saja aku mendapatkan sebuah ponsel baru merek ternama di salah satu toko pembelanjaan. Aku mulai mencoba mengutak-atiknya dan mendownload beberapa aplikasi yang sedang ngetrend belakangan ini di kampus. Dulu, rasanya aku bagaikan mahasiswa yang paling tidak update, tapi sekarang semuanya akan berubah saat aku memiliki ponsel baru ini.

Sebuah aplikasi baru media sosial sudah terdownload di ponsel ini. Tapi aku tidak pernah menggunakannya karena aku tidak memiliki teman untuk diajak bercengkrama. Saat itu aku berusaha mencari teman, siapapun itu melalui internet. Kebetulan ada seseorang yang sedang mempromosikan akunnya. Baiklah aku mulai mengundangnya untuk menjadi temanku.

Permintaan pertemanan itu tidak begitu lama akhirnya diterima. Aku memiliki teman, meskipun hanya satu di media sosial ini. Setidaknya media sosial ini tidak kosong sama sekali.

Dengan jalan bertanya pada beberapa temanku akhirnya aku juga memiliki beberapa teman yang juga memilki akun. Meskipun tidak banyak hal yang bisa ku lakukan, aku hanya bisa melihat dan membaca status yang mereka buat.

Hingga suatu hari, teman pertamaku, sang orang yang tidak dikenal membuat status mengenai akun seseorang yang sedang dipromosikan juga supaya memiliki banyak teman. Karena aku ingin memiliki banyak teman pula, aku pun menjadikannya temanku.

Ternyata akun itu milik seorang laki-laki. Sepertinya masih muda, aku bisa menyimpulkannya dari foto yang ia pasang di akunnya. Namanya menggunakan bahasa arab serta fotonya menunjukan bahwa ia adalah seseorang yang religius menurutku.

Aku sering melihat ia mengganti foto akunnya dengan beberapa kata-kata yang juga berkesan religius dan mengajak kepada kebaikan. Namun ia jarang sekali membuat status, sekalinya membuat status ia menggunakan bahasa daerah yang sangat lembut. Aku mengerti bahasa daerahnya, tapi aku lebih sering menggunakan bahasa Indonesia karena beberapa temanku di media sosial itu tidak akan sepenuhnya mengerti.

Setelah beberapa teman yang ku kenal semakin banyak, akhirnya aku mencoba untuk menghapus akun yang tidak ku kenal. Kecuali akun milikinya. Aku sangat penasaran dengan orang ini setelah ia mengganti foto dengan foto dirinya. Tanpa sadar, aku selalu menyimpan fotonya di ponselku ketika berganti.

Mungkinkah aku menyukainya? Aku bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Sepertinya aku mengagumi sosoknya. Dari kata-katanya, meskipun ia jarang membuat status, tapi aku sangat senang dan ingin tahu apa yang sedang dipikirkannya saat itu. Status adalah cerminan dirinya. Aku menyukai kata-kata yang diungkapkannya.

Aku tidak pernah tahu siapa dia. Mungkin bahkan ia juga tidak pernah tahu bahwa aku selalu antusias dengan akun miliknya. Hanya melalui akun itu aku bisa tahu. Namun aku tidak memiliki keberanian untuk menyapanya meskipun media sosial ini memungkinkanku untuk melakukan itu. Hanya mengaguminya dari akun ini.

Aku tidak menyesal.

Rabu, 16 September 2015

Like The Rain



Aku selalu menikmati
Tetes demi tetes air hujan yang menerpa kehidupanku
Membiaskan air mata yang tak ku sadari telah mengalir
Merasakan perih yang seakan menjadi
Tak pernah ada yang tahu
Hatiku menangis diiringi melodi indah itu
Teringat kenangan yang pernah tersimpan di arsip duka dan bahagia
Membawa serta orang-orang yang pernah tertulis di dalamnya
Tentang diriku...
Tentang dirimu...
Yang pernah mengisi sebagian kisahku
Meski tak akan pernah seindah kisah yang lainnya
Yang enuh kebisuan dan tanda tanya
Ketika hujan itu
Tubuhku yang telah basah kuyup
Tetap tersenyum
Setidaknya ada sedikit kebahagiaan di sana
Hujan yang menjadi saksi rapuhnya diri ini
Tapi saat ini berbeda
Tak seperti orang lain yang menghindar
Aku ingin masuk ke dalamnya
Ada banyak kisah yang ingin ku ukir lagi
Bersama air hujan yang mulai mengering
Ada pelangi setelahnya
Terlukiskan indah di pelupuk mata
Aku tetap terjaga agar tak terulang kembali
Namun, apakah kisah ini berada dalam pelangi yang sewarna?

Motivasi dan Kebutuhan (Kuliah Perilaku Konsumen minggu ke-2)

Siti Jannah Nuraisyah



Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (www.ikk.fema.ipb.ac.id)
Fakutas Ekologi Manusia (www.fema.ipb.ac.id)
Institut Pertanian Bogor (www.ipb.ac.id)

Kuliah Perilaku Konsumen IKK233 (Consumer Behavior Class)

Department of Family and Consumer Science (www.ikk.fema.ipb.ac.id)
College of Human Ecology (www.fema.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University IPB (www.ipb.ac.id)

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc (www.sumarwan.staff.ipb.ac.id, www. ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id, sumarwan@mb.ipb.ac.id)
Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dr. Ir. Megawati Simanjuntak, MS
Ir. Retnaningsih, MS
Ir. MD Djamaluddin, MSc

Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.


http://www.belbuk.com/images/products/buku/bisnis--keuangan/pemasaran/Perilaku%20Organisasim.jpg

Senin, 14 September 2015

MOTIVASI DAN KEBUTUHAN
Motivasi adalah dorongan. Motivasi merupakan sebuah dorongan yangm muncul karena adanya kebutuhan. Menurut Schiffman dan Kanuk, kebutuhan adalah keinginan yang tidak terpenuhi. Jika terjadi hal yang demikian, keinginan ini akan membentuk suatu tekanan yang akhirnya memberikan dorongan kepada konsumen untuk berperilaku sesuai dengan yang diinginkannya. Dorongan ini membuat konsumen belajar untuk berperilaku supaya tujuannya tercapai dalam memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen itu akibat dari beberapa faktor yaitu, faktor diri konsumen sendiri dan faktor luar. Faktor dari dalam ini bisa diakibatkan oleh fisiologis, karena tubuh kita yang membutuhkannya, contohnya makan ketika kita lapar atau minum ketika kehausan. Sedangkan factor dari luar lebih condong kepada kebutuhan sekunder yang tidak selalu harus dipenuhi, contohnya seperti ingin makan di restauran tertentu.

Sebagai seorang konsumen, kita mengkonsumsi berbagai macam barang atau jasa itu dikarenakan kita ingin mendapatkan manfaat dari barang atau jasa tersebut. Berdasarkan manfaatnya, kebutuhan juga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu Utilitarian dan Expressive. Manfaat Utilitarian digunakan berdasarkan fungsi fungsional dari produk tersebut, misalnya ponsel yang berfungsi sebagai komunikasi. Namun beda halnya jika kebutuhan akan ponsel itu bukan hanya sebatas komunikasi, keinginan hingga bisa menggantinya sebulan sekali. Hal tersebut dinamakan manfaat Expressive.

Perilaku yang dilakukan oleh konsumen ntuk memenuhi kebutuhannya juga digunakan untuk mencapai tujuan (goals). Tujuan ini terbagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan produk khusus. Tujuan umum menjelaskan secara umum saja mengenai keinginan kita, contohnya kita ingin minum susu. Namun jika kita menjelaskan secara spesifik jenis atau merk susu yang ingin diminum itu merupakan tujuan produk khusus.

Teori kebutuhan Maslow terdiri dari lima tingkatan dari bawah yaitu :
Kebutuhan Fisiologis, teori kebutuhan yang paling bawah ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar untuk manusia supaya dapat melanjutkan kehidupannya, seperti makan, minum.
Kebutuhan Rasa Aman, rasa aman yang dimaksudkan yaitu rasa aman secara fisik maupun psikis dari berbagai macam gangguan, mendapatkan perlindungan seperti dibuatkannya UUD, memiliki rumah dsb.
Kebutuhan Sosial, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, karena itu manusia berusaha menjalin sebuah hubungan dengan manusia lainnya supaya kebutuhannya akan kehidupan sosial dapat terpenuhi.
Kebutuhan Ego, yaitu kebutuhan akan bersaing dan memenangkan sebuah kompetisi.
Aktualisasi Diri, merupakan kebutuhan yang paling tinggi dibandingkan kebutuhan yang lainnya. Manusia ingin melakukan suatu perbuatan yang menjelaskan siapa dirinya.

Selain itu menurut Teori McClelland membagi kebutuhan itu menjadi tiga bagian yang hampir sama dengan Maslow yaitu, Kebutuhan Sukses (Kebutuhan Ego), Kebutuhan Afiliasi (Kebutuhan Sosial) dan Kebutuhan Kekuasaan (Aktualisasi diri).

Berdasarkan motivasi yang dialami oleh konsumen, produsen harus menyusun sebuah strategi pemasaran yang sesuai supaya dapat memenuhi tujuan konsumen, yaitu dengan Segmentasi maupun Positioning. Segmentasi yaitu suatu cara pemasaraan sesuai dengan tingkat kebutuhan. Sedangkan Positioning yaitu citra produk yang ingin dilihat oleh konsumen, dalam hal ini produsen memnafaatkan persepi konsumen terhadap suatu barang atau jasa.


Sabtu, 12 September 2015

Hemat Ekstrim Mahasiswa



Mahasiswa. Sebuah panggilan bagi manusia yang sedang mencari ilmu di sebuah perguruan tinggi. Bisa juga dikatakan sebagai derajat paling tinggi bagi seorang pelajar setelah menempuh beberapa fase.

Maka dari itu terkadang banyak mahasiswa yang rela menuntut ilmu ke sebuah lembaga perguruan tinggi yang jauh dari rumahnya. Mereka dianggap sudah dewasa, sudah mandiri dan mampu menjaga dirinya sendiri di daerah orang lain.

Ketika berada di perantauan tanpa keluarga, sahabat terdekat bahkan tetangga tidak jarang mereka selalu mengalami kesulitan. Baik itu dimulai dari home sick (sebuah gejala merindukan rumah dan suasana di dalamnya), sakit dan tidak ada yang merawat atau masalah dengan memanage keuangan. Mahasiswa yang masih dalam perantauan biasanya masih diberi jatah uang bulanan dari keluarga.

Karena merasa bebas dan tidak ada yang mengawasi, terkadang mereka kurang bisa memanage keuangan mereka sendiri. Alhasil ketika awal bulan mereka bisa berfoya-foya, beda lagi ceritanya jika akhir bulan yang berlangsung. Isi dompet mulai menipis dan akhirnya harus belajar ekstra hemat.

Ada juga mahasiswa yang memang berasal dari keluarga yang tidak mampu dan memiliki kesempatan untuk belajar. Dalam menjalani kehidupan sehari-harinya di dunia perantauan tersebut, mereka mengandalkan dana yang berasal dari beasiswa yang diikutinya. Tentu saja dana tersebut tidak dapat diprediksi dengan tepat kapan akan bisa cair dan digunakan. Maka dari itu, hidup hemat mahasiswa sangat dibutuhkan untuk tetap menunjang kehidupan serta aktivitas mereka di kampus.

Banyak hal yang biasanya mereka lakukan, diantaranya tidak makan makanan yang mahal untuk dibeli, mereka lebih memilih memasak, atau karena alasan sedang ingin diet. Banyak melakukan puasa sunnah, meskipun sebenarnya tujuan dari beribadah itu tidaklah dibenarkan. Atau mungkin tidak membeli apapun dan minta pada temannya yang sedang makan, sebenarnya ini sedikit mengganggu.

Ada sebuah cerita tentang seorang mahasiswa yang super hemat. Alasan yang bisa ku tangkap adalah karena dana beasiswa yang ia dapatkan sebagian ia kirimkan untuk keluarganya. Jadi, ia hanya memiliki dana yang sedikit untuk biaya sehari-hari di perkuliahan. Karena itu dia sangat hemat dalam hal makan. Keheranan yang didapatkan pertama kali adalah ketika ia bercerita mengenai dana yang biasa ia keluarkan setiap hari.

Besarnya biaya yang dikeluarkan hanya cukup untuk sekali makan di sini, itu pun dengan lauk yang seadaanya. Sedangkan orang lain pada umumnya bisa menggunakan dana empat kali lipat darinya, ditambah jajan dan sebagainya.

Tapi ia? Bagaimana bisa? Ternyata ceritanya adalah ia selalu membeli makan di tempat yang sangat murah. Ia hanya makan sedikit untuk pagi dan kemudian membagi nasinya untuk ia makan di waktu berikutnya.

Sangat hemat, bahkan aku tidak dapat membayangkan bagaimana jika ia ingin membeli sesuatu untuk jajan? Selain makan untuk kenyang tentu kita juga ingin makan sesuatu yang disukai. Suatu ketika pula, saat seseorang sedang khawatir mengenai dana yang ia miliki tidak cukup untuk beberapa minggu ke depan dan ia meminta saran. “Tenang saja, banyak yang masak juga kan? Kamu bisa minta,” jawabnya.

Memang hal yang paling sulit adalah mencari lauk untuk dimakan. Ketika ditanya makanan yang disukai, ia hanya menjawab, “Makanan yang gratis.” Prinsip utamanya makan untuk kenyang. Aku pernah menasehatinya bahwa selain untuk energy, makan juga harus bergizi dan ia hanya menjawab yang penting bisa beraktivitas hari itu.

Aku tidak bisa menyalahkannya, jujur aku kagum dengan sikap juangnya selama di kampus. Meskipun dengan keterbatasan, ia bisa bertahan. Jika aku menjadi dia, aku mungkin akan dengan cepat menyerah karena tidak bisa menahan godaan baslok yang aku sukai meskipun harganya terbilang murah.

Lingkungan Orang Pintar



Aku terpaku di depan sebuah pintu laboratorium percobaan. Hari ini adalah hari pertama praktikum akan dimulai, dan aku sangat gugup karenanya.

Berusaha menetralisir keadaan, aku yang memang belum terlalu mengenal kelas baru ini kemudian melihat sekitar. Orang-orang sibuk dan tenggelam dengan buku bacaan yang mereka pegang, aku bahkan lupa untuk membawa buku itu hari ini.

Ah, semua itu menjadi terasa sebuah mimpi bagiku. Berada di salah satu jurusan terkemuka di kampus ini. Aku pikir hanya orang-orang cerdas saja yang mampu memasuki jurusan ini, tapi semua itu berkata lain ketika takdir dan keberuntungan datang padaku.

Sekarang di sinilah aku, terpaku sendirian sambil menggunakan jas lab di depan sebuah pintu yang ku tunggu untuk terbuka, sementara yang lain sedang sibuk menghafal. “Kenapa kalian belajar?” Aku bertanya pada salah seorang teman yang ku kenal, Nuri namanya. Sepertinya ia tidak mendengar pertanyaanku karena terfokus pada buku di hadapannya. Aku teracuhkan.

Tiba-tiba aku teringat. “Oh iya, hari ini ada kuis,” dengan wajah polos aku mengatakan jika lupa membawa buku jadi tidak perlu untuk belajar. Pintu akhirnya terbuka dan menampilkan seorang asisten praktikum lengkap dengan wajah seriusnya.

Ia kemudian mengabsen kami satu per satu lalu kemudian kami memasuki ruangan. Penantian ini akhirnya berakhir. --- “Mungkin ini rusak karena jamur, benar kan?” Tanyaku pada salah seorang di kelompok ini.

Seorang gadis yang kurus itu hanya memperhatikan buah yang kini aku pegang. “Sepertinya bukan, jika dalam keadaan seperti ini ada bla bla bla,” dia menjelaskan panjang lebar. Aku berpura-pura mengerti.

Sementara kertas yang berisi pengamatan ada di salah seorang diantara kami. Badannya tinggi juga cantik, tapi sayangnya ia melakukan semuanya sendiri. Aku rasa. Ketika dulu masa-masa sekolah orang-orang seolah sibuk dengan aktivitas mereka, aku yang sibuk mengerjakan tugas. Atas nama kelompok namun hanya beberapa orang saja yang mengerjakan.

Hal itu bukan merupakan hal yang aneh lagi bagiku, makanya aku selalu membenci kerja kelompok. Sekarang aku menemukan fenomena baru. Ketika orang lain ingin mencoba berpendapat, ia mengerjakannya sendiri, dengan cara pandangnya sendiri. Menyenangkan? Tentu saja, tidak ada yang aku lakukan selain mengikutinya kemana pun.

Alhasil aku mungkin tidak mendapat pembelajaran di praktikum ini. Jadi aku hanya mengamati sikapnya saja lalu terkadang tersenyum jika ada yang menyapa. Mungkin begitulah rasanya berada di sekitar orang-orang yang cerdas, aku harus menyesuaikan diri. Caranya adalah menjadi orang yang cerdas pula.

 Oh iya, hari itu benar-benar kuis! Ketika memasuki laboratorium kami langsung di suruh mengeluarkan sebuah buku. Hasilnya ya sudah dapat diduga, maklum lah baru juga hari pertama praktikum. Aku menghibur diri sendiri.

Jumat, 11 September 2015

Persahabatan yang Memudar

Ada kalanya di suatu masa, di suatu kejadian atau peristiwa kita memiliki teman. Mungkin bahkan lebih dari teman, atau biasa kita katakan sahabat. Setiap kejadian itu berlangsung, kita bertemu dari awal hari hingga kemudian pulang dan berpisah bersama dengan sahabat itu lagi. Adakah saat-saat dimana kita jenuh dengan semua itu?

Saya bukan orang yang bisa memiliki seorang sahabat istimewa dari awal hingga akhir. Maka dari itu, terkadang saya berpikir bagaimana orang lain menikmati kehidupan mereka bersama dengan orang-orang yang sama? Kenapa kita tidak mencoba untuk berteman dengan semua orang dan bergantian bersama-sama dengan tiap orang yang berbeda?

Dulu, saya juga memiliki seorang sahabat perempuan yang sangat dekat. Kami sering atau bahkan selalu pergi dan pulang bersama ke sekolah, saat itu usiaku sudah mulai beranjak remaja. Postur tubuhnya sangat berbeda denganku, ia merupakan siswi tertinggi serta kurus di kelas, sementara aku pendek, putih dan agak gemuk. Terbayang jika kita berjalan beriringan? Sudah pasti terlihat seperti gabungan antara angka satu dan nol. Tapi aku tidak pernah menghiraukan itu.

Hingga suatu hari, aku dibuatnya kesal. Karena kami sangat saling mengenal satu sama lain, aku menjadi tidak bebas. Duduk di kelas harus di bangku yang sama. Pergi dan pulang harus bersama-sama. Mengerjakan tugas ataupun kelompok dengan anggota kelompok yang ada dia di dalamnya. Meskipun peraturan itu tidak tertulis namun nampak jelas aku rasakan. Aku jadi tidak terlalu dekat dengan yang lainnya meskipun mereka sering menyapaku.

Ada juga saat hal kecil saja yang ia lakukan juga membuatku kesal. Dengan alasan kami sudah dekat ia menjadi tidak lagi sungkan denganku, meskipun aku masih sungkan padanya. Jika berjalan bersama, ia yang memiliki kaki yang panjang dapat melangkah dengan lebar, alhasil ia selalu mendorongku karena jalanku agak lambat dengan memegang leher. Atau pada peristiwa ketika aku sudah bersiap-siap ergi ke sekolah di saat yang tepat tiba-tiba harus rela terlambat karena menunggunya, itu membuatku kesal. Padahal jika aku jadi dia, aku akan membiarkkan dia berangkat duluan sehingga hanya aku saja yang kena hukuman.

Karena ia mengenalku sebagai seseorang yang suka tidak enakan pada sesuatu, aku jadi merasa ia memanfaatkan kelemahanku dan kau tahu? Aku tentu saja tidak bisa menolak permintaanya meskipun berulang kali aku katakan dalam hati dan mengungkapkannya melalui fisik, tapi ku rasa ia tidak peduli.

Pernahkan mengalami kejadian yang sama denganku? Memiliki sahabat yang dekat memang baik saat kau merasa membutuhkan seseorang yang menemani hidupmu, menjadi pendengar yang setia mendengarkan keluh kesahmu. Namun jangan pernah mengatakan segalanya, banyak peristiwa persahabatan yang putus lalu kejelekan dari sahabatnya ia katakana pada orang lain. Manusia memang tidak bisa sepenuhnya di percaya.

Bukan maksud saya mengharapkan persahabatan yang dimiliki akan memudar. Namun cobalah untuk tidak tergantung pada seseorang saja. Cobalah lihat sekitarmu, banyak orang lain yang juga perlu kamu kenal supaya memiliki banyak teman dan jaringan baru. Ada titik dimana manusia itu bosan dan jenuh dengan apa yang ia lakukan setiap hari, jadi jangan pula mengekang sahabatmu untuk terus menerus bersamamu. Ia punya kehidupan sendiri, dan bukan kamu yang mengaturnya. Meskipun kamu sahabat terdekatnya.

Kamis, 10 September 2015

Antara Dunia Kampus Nyata dan FTV


Ketika masih berada di masa putih abu-abu saya sangat antusias dengan sebuah dunia baru yang dinamakan perkuliahan. Banyak sinetron remaja atau yang kini sering kita sebut FTV dengan mengambil setting atau tempat di sebuah kampus sebagai awal dari pertemuan mereka. Banyak hal yang mereka lakukan karena jadwal kuliah bisa diatur sesuka hati, berbeda dengan masa-masa sebelumnya yang pasti diawali pagi hari dan berakhir hingga waktu tertentu. Dunia kampus ini terlihat lebih fleksibel dan menyesuaikan.

Selain kuliah, banyak pula yang bisa bekerja paruh waktu sehingga membuatku berpikir bahwa ketika kuliah saya bisa mandiri dengan mencari pekerjaan dan menghasilkan uang untuk biaya perkuliahan. Masih sempat difokuskan dengan dunia asmara yang selalu menjadi topic utama dalam cerita tersebut. Ternyata masih bisa juga membangun kisah dengan berbagai macam jenis manusia yang berbeda di duia kampus itu.

Namun, pandangan itu kemudian menjadi berubah ketika aku benar-benar memasuki dunia perkuliahan yang dimaksud. Tidak ada yang namanya melakukan sesuatu seenak hati. Karena meskipun jadwal bisa dipilih sesuai dengan keinginan tentu banyak hal yang menjadi pertimbangan, jika mengambil sedikit mata kuliah maka di akhir nanti akan banyak mata kuliah yang menumpuk. Jika diambil banyak, jadwal yang harusnya Senin hingga Jumat bisa berubah menjadi Senin sampai dengan Sabtu, ditambah dengan tugas yang harus dikerjakan. Bagian yang tersulit adalah porsinya, jika di sekolah satu bab bisa dibahas menjadi tiga kali pertemuan maka di perkuliahan satu kali pertemuan akan membahas satu bab penuh dan dosen tidak terlalu peduli bahwa kamu mengerti atau tidak. Prinsipnya, mahasiswa itu sudah dewasa dan mampu berpikir mandiri.

Tugas yang diberikan pun kadang tidak jelas karena mahasiswa dituntut untuk sekreatif mungkin mengerjakannya. Terkadang, saking terlalu banyak dan menumpuk maka biasanya para mahasiswa akan bergadang ketika malam harinya lalu kemudian tertidur ketika perkuliahan berlangsung. Maka, bagaimana kita sempat untuk mencari pekerjaan lain untuk itu semua? Apalagi memikirkan masalah asmara, tugas menumpuk pun belum dibalasnya.

Mungkin hal yang cukup enak adalah weekend yang jatuh di dua hari, Sabtu dan Minggu. Itu pun jika memang tidak ada kegiatan. Biasanya weekend itu selalu dijadikan waktu yang tepat untuk kumpul organisasi atau kepanitiaan jika kamu seorang organisatoris. Jadi sebenarnya tidak ada yang sangat mengenakan dari yang namanya dunia kampus jika kamu tidak siap dan hanya berleha-leha. Yang paling dinanti mahasiswa adalah saat liburan panjang hingga bisa mencapai tiga bulan, dan kamu tahu? Liburan yang sebenar-benarnya tidak selama itu, tapi setidaknya kami bisa pulang untuk melepas rindu.

Senin, 07 September 2015

Semua Itu Karena Uang




Gadis itu menangis saat langit gelap gulita. Ia sedang berada di lantai atas sebuah rumah mewah. Bukan, ini bukanlah rumahnya. Mereka juga bukan keluarganya, hanya saudara yang cukup jauh.
“Kak, disuruh ke bawah!” Suara seseorang dari lantai bawah terdengar menggema. Memang selalu seperti itu. Menyuruh anak gadisnya untuk berteriak meminta ke bawah, namun kali ini ia ingin sendiri sebentar saja.

“Kakak sedang menerima telepon, di lantai bawah tidak ada sinyal.” Elak gadis itu. Memang pada awalnya ia naik ke lantai tiga itu karena mencari sinyal. Tapi, ia teringat sesuatu. Tepat saat ia datang ke rumah itu. 

Tidak ada sapaan, tidak ada senyuman, tidak ada kebahagiaan. Seolah kedatangannya memang tidak diharapkan di sini.

Semua ini mungkin karena uang. Yah, uang.

Beberapa orang selalu berkata jika uang itu bukanlah sumber kebahagiaan. Tapi pada kenyataannya, gadis itu bersedih karena uang. Alasannya ke sini bukan untuk berlibur seperti yang ia nyatakan. Karena pada akhirnya ia hanya akan tinggal diam di rumah ini, tidak kemana pun. Meskipun rumah mewah ini berada di tengah-tengah kota. Tidak ada yang mengajaknya untuk liburan. Hanya di rumah, mengerjakan setiap pekerjaan rumah setiap hari.

Alasan sebenarnya ia ke sini karena ia akan pergi menuntut ilmu kembali. di sebuah daerah yang cukup jauh dan membutuhkan biaya yang tidaklah sedikit untuk ke sana. Ia hanya berharap dengan kehadirannya di sini, membantu pekerjaan rumah, ia dapat dibekali oleh pemilik rumah itu. Bagaimana pun mereka tetaplah keluarganya.

Selain itu, gadis itu juga ingin berbakti. Ya, ia dapat menyelesaikan sekolah dan kini sedang kuliah dengan beasiswa karena mereka juga. Saat ia akan masuk ke sebuah sekolah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, ayahnya berusaha mencari pinjaman dan merekalah yang membantu. Meskipun mungkin bagi mereka jumlahnya tidaklah seberapa. Namun itu sangat berarti bagi kelanjutan sekolahnya.

Ia menangis. Ya, uang. Mungkin karena uang.  Ia bisa di sini dan menangis. Karena uang nenek rela meminjam uang untuk menyuguhkan pelayanan terbaik ketika keluarga ini datang dengan harapan ia akan diberi uang untuk menutupi hutang tersebut.  Karena uang gadis itu ke sini dan berharap diberi beberapa lembar uang untuk bertahan hidup di daerah orang lain nanti.

Sebenarnya bukan hal ini yang ia harapkan. Dulu ia berniat untuk mencari kerja setelah keluar dari sekolah. 

Apa yang seharusnya ia lakukan. Sebelum ia dinasehati oleh gurunya untuk melanjutkan sekolah. Hal yang sebenarnya ia inginkan adalah demi keluarganya. Demi ketiga adiknya yang juga sedang bersekolah. Ia ingin bekerja mencari uang untuk biaya pendidikan mereka. Biarlah mereka yang sekolah setinggi mungkin, biarlah mereka yang bahagia. Hal tersebut sudah membuat gadis itu sangat bahagia. Namun takdir berkata lain setelah ia mendapat pengumuman diterima di salah satu perguruan tinggi terkemuka di negara ini. Hal itu tidak dapat dihindarkan ketika semua gurunya mendorongnya untuk terus melanjutkan pendidikan.

Kini gadis itu sudah menjadi seorang mahasiswa. Sebuah status yang dapat dibanggakan keluarganya. 

Memperbaiki cara pandang tetangga terhadap keluarganya. Meskipun ia dan keluarga tidak pernah menceritakan hal tersebut kepada siapapun namun berita itu sudah menyebar dengan cepat. Untuk sejenak ia bahagia ketika keluarganya kini mulai disapa dan dipandang.

Hal itu tidak banyak merubah apapun. Tetap saja keluarganya seperti itu. Ia tidak dapat banyak membantu selain belajar dengan giat. Bahkan sebaliknya, biaya hidupnya kini ditanggung keluarga meskipun ada beasiswa. Karena banyak hal yang harus dibayarkan. Uang masih menjadi masalah. Kehidupan keluarganya akan berubah jika ia bisa mendapatkan uang. Masih lama. Ia masih harus belajar sebelum menyelesaikan perkuliahannya.