Sabtu, 12 September 2015

Lingkungan Orang Pintar



Aku terpaku di depan sebuah pintu laboratorium percobaan. Hari ini adalah hari pertama praktikum akan dimulai, dan aku sangat gugup karenanya.

Berusaha menetralisir keadaan, aku yang memang belum terlalu mengenal kelas baru ini kemudian melihat sekitar. Orang-orang sibuk dan tenggelam dengan buku bacaan yang mereka pegang, aku bahkan lupa untuk membawa buku itu hari ini.

Ah, semua itu menjadi terasa sebuah mimpi bagiku. Berada di salah satu jurusan terkemuka di kampus ini. Aku pikir hanya orang-orang cerdas saja yang mampu memasuki jurusan ini, tapi semua itu berkata lain ketika takdir dan keberuntungan datang padaku.

Sekarang di sinilah aku, terpaku sendirian sambil menggunakan jas lab di depan sebuah pintu yang ku tunggu untuk terbuka, sementara yang lain sedang sibuk menghafal. “Kenapa kalian belajar?” Aku bertanya pada salah seorang teman yang ku kenal, Nuri namanya. Sepertinya ia tidak mendengar pertanyaanku karena terfokus pada buku di hadapannya. Aku teracuhkan.

Tiba-tiba aku teringat. “Oh iya, hari ini ada kuis,” dengan wajah polos aku mengatakan jika lupa membawa buku jadi tidak perlu untuk belajar. Pintu akhirnya terbuka dan menampilkan seorang asisten praktikum lengkap dengan wajah seriusnya.

Ia kemudian mengabsen kami satu per satu lalu kemudian kami memasuki ruangan. Penantian ini akhirnya berakhir. --- “Mungkin ini rusak karena jamur, benar kan?” Tanyaku pada salah seorang di kelompok ini.

Seorang gadis yang kurus itu hanya memperhatikan buah yang kini aku pegang. “Sepertinya bukan, jika dalam keadaan seperti ini ada bla bla bla,” dia menjelaskan panjang lebar. Aku berpura-pura mengerti.

Sementara kertas yang berisi pengamatan ada di salah seorang diantara kami. Badannya tinggi juga cantik, tapi sayangnya ia melakukan semuanya sendiri. Aku rasa. Ketika dulu masa-masa sekolah orang-orang seolah sibuk dengan aktivitas mereka, aku yang sibuk mengerjakan tugas. Atas nama kelompok namun hanya beberapa orang saja yang mengerjakan.

Hal itu bukan merupakan hal yang aneh lagi bagiku, makanya aku selalu membenci kerja kelompok. Sekarang aku menemukan fenomena baru. Ketika orang lain ingin mencoba berpendapat, ia mengerjakannya sendiri, dengan cara pandangnya sendiri. Menyenangkan? Tentu saja, tidak ada yang aku lakukan selain mengikutinya kemana pun.

Alhasil aku mungkin tidak mendapat pembelajaran di praktikum ini. Jadi aku hanya mengamati sikapnya saja lalu terkadang tersenyum jika ada yang menyapa. Mungkin begitulah rasanya berada di sekitar orang-orang yang cerdas, aku harus menyesuaikan diri. Caranya adalah menjadi orang yang cerdas pula.

 Oh iya, hari itu benar-benar kuis! Ketika memasuki laboratorium kami langsung di suruh mengeluarkan sebuah buku. Hasilnya ya sudah dapat diduga, maklum lah baru juga hari pertama praktikum. Aku menghibur diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar