Kamis, 17 September 2015

Mengagumi melalui Sosial Media



Aku bahagia hari ini. Baru saja aku mendapatkan sebuah ponsel baru merek ternama di salah satu toko pembelanjaan. Aku mulai mencoba mengutak-atiknya dan mendownload beberapa aplikasi yang sedang ngetrend belakangan ini di kampus. Dulu, rasanya aku bagaikan mahasiswa yang paling tidak update, tapi sekarang semuanya akan berubah saat aku memiliki ponsel baru ini.

Sebuah aplikasi baru media sosial sudah terdownload di ponsel ini. Tapi aku tidak pernah menggunakannya karena aku tidak memiliki teman untuk diajak bercengkrama. Saat itu aku berusaha mencari teman, siapapun itu melalui internet. Kebetulan ada seseorang yang sedang mempromosikan akunnya. Baiklah aku mulai mengundangnya untuk menjadi temanku.

Permintaan pertemanan itu tidak begitu lama akhirnya diterima. Aku memiliki teman, meskipun hanya satu di media sosial ini. Setidaknya media sosial ini tidak kosong sama sekali.

Dengan jalan bertanya pada beberapa temanku akhirnya aku juga memiliki beberapa teman yang juga memilki akun. Meskipun tidak banyak hal yang bisa ku lakukan, aku hanya bisa melihat dan membaca status yang mereka buat.

Hingga suatu hari, teman pertamaku, sang orang yang tidak dikenal membuat status mengenai akun seseorang yang sedang dipromosikan juga supaya memiliki banyak teman. Karena aku ingin memiliki banyak teman pula, aku pun menjadikannya temanku.

Ternyata akun itu milik seorang laki-laki. Sepertinya masih muda, aku bisa menyimpulkannya dari foto yang ia pasang di akunnya. Namanya menggunakan bahasa arab serta fotonya menunjukan bahwa ia adalah seseorang yang religius menurutku.

Aku sering melihat ia mengganti foto akunnya dengan beberapa kata-kata yang juga berkesan religius dan mengajak kepada kebaikan. Namun ia jarang sekali membuat status, sekalinya membuat status ia menggunakan bahasa daerah yang sangat lembut. Aku mengerti bahasa daerahnya, tapi aku lebih sering menggunakan bahasa Indonesia karena beberapa temanku di media sosial itu tidak akan sepenuhnya mengerti.

Setelah beberapa teman yang ku kenal semakin banyak, akhirnya aku mencoba untuk menghapus akun yang tidak ku kenal. Kecuali akun milikinya. Aku sangat penasaran dengan orang ini setelah ia mengganti foto dengan foto dirinya. Tanpa sadar, aku selalu menyimpan fotonya di ponselku ketika berganti.

Mungkinkah aku menyukainya? Aku bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Sepertinya aku mengagumi sosoknya. Dari kata-katanya, meskipun ia jarang membuat status, tapi aku sangat senang dan ingin tahu apa yang sedang dipikirkannya saat itu. Status adalah cerminan dirinya. Aku menyukai kata-kata yang diungkapkannya.

Aku tidak pernah tahu siapa dia. Mungkin bahkan ia juga tidak pernah tahu bahwa aku selalu antusias dengan akun miliknya. Hanya melalui akun itu aku bisa tahu. Namun aku tidak memiliki keberanian untuk menyapanya meskipun media sosial ini memungkinkanku untuk melakukan itu. Hanya mengaguminya dari akun ini.

Aku tidak menyesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar